Kamis, 05/01/2012 06:32
![]() |
Ilustrasi |
Jakarta - Tidak semua jamur aman dimakan. Dua orang
tewas pada Rabu (4/1) setelah memakan jamur beracun saat tahun baru di
Australia. Satu orang sudah pulang dari rumah sakit, namun satu orang
lagi masih dalam perawatan medis. Menurut
berita yang dilansir BBC, waktu itu mereka sedang merayakan pergantian
tahun di Canberra. Di pesta itulah mereka memakan jamur 'death cap'
yang beracun. Belum jelas dari mana jamur itu berasal. Esok siangnya, dua.....
orang (wanita 52 tahun dan pria 38 tahun) dilarikan ke Calvary Hospital di Canberra, sementara seorang pria berumur 51 tahun dibawa ke Manly Hospital Sidney. Satu orang lagi dinyatakan boleh pulang dari rumah sakit Canberra sejak Selasa (3/1).
Karena kondisi ketiga orang tersebut masih kritis, mereka dipindahkan ke Royal Prince Alfred Hospital di Sidney. Disinilah dua orang tewas pada Rabu (4/1), meski belum diketahui nama, gender, dan umurnya. Diduga, mereka sedang menunggu transplantasi hati sebelum akhirnya meninggal dunia.
Satu korban lagi masih dirawat, namun kondisinya sudah stabil. Diduga, ia memakan jamur death cap lebih sedikit dibanding dua orang yang tewas.
Seperti namanya, jamur 'death cap' (Amanita phalloides) sudah banyak memakan korban. Jamur payung ini berwarna hijau di bagian topinya, sementara batangnya berwarna putih. Death cap merupakan jamur paling beracun di antara jamur payung lainnya.
Jamur beracun ini banyak ditemui di Eropa. Di Australia sendiri, jamur death cap banyak tumbuh dekat pohon oak di Canberra, Melbourne, dan Victoria.
Kandungan alpha-amanitin dalam death cap dapat merusak hati dan ginjal hingga menyebabkan kematian. Gejala awalnya adalah mulas, diare air, dan muntah-muntah. Biasanya mulai terlihat 2-3 hari setelah konsumsi.
Kematian dapat terjadi setelah 6-12 hari keracunan. Menurut penelitian, tertelannya 30 gram jamur death cap dapat membunuh seorang manusia.
Biasanya jamur death cap tidak sengaja dikonsumsi karena mirip jamur Caesar dan jamur merang yang aman dimakan. Apalagi, konon rasanya enak.
Karena jamur merang biasanya terdapat dalam masakan Asia, kebanyakan korban death cap juga berasal dari Asia. Seperti dalam kasus di atas, korbannya diyakini berasal dari Asia.
Karena kondisi ketiga orang tersebut masih kritis, mereka dipindahkan ke Royal Prince Alfred Hospital di Sidney. Disinilah dua orang tewas pada Rabu (4/1), meski belum diketahui nama, gender, dan umurnya. Diduga, mereka sedang menunggu transplantasi hati sebelum akhirnya meninggal dunia.
Satu korban lagi masih dirawat, namun kondisinya sudah stabil. Diduga, ia memakan jamur death cap lebih sedikit dibanding dua orang yang tewas.
Seperti namanya, jamur 'death cap' (Amanita phalloides) sudah banyak memakan korban. Jamur payung ini berwarna hijau di bagian topinya, sementara batangnya berwarna putih. Death cap merupakan jamur paling beracun di antara jamur payung lainnya.
Jamur beracun ini banyak ditemui di Eropa. Di Australia sendiri, jamur death cap banyak tumbuh dekat pohon oak di Canberra, Melbourne, dan Victoria.
Kandungan alpha-amanitin dalam death cap dapat merusak hati dan ginjal hingga menyebabkan kematian. Gejala awalnya adalah mulas, diare air, dan muntah-muntah. Biasanya mulai terlihat 2-3 hari setelah konsumsi.
Kematian dapat terjadi setelah 6-12 hari keracunan. Menurut penelitian, tertelannya 30 gram jamur death cap dapat membunuh seorang manusia.
Biasanya jamur death cap tidak sengaja dikonsumsi karena mirip jamur Caesar dan jamur merang yang aman dimakan. Apalagi, konon rasanya enak.
Karena jamur merang biasanya terdapat dalam masakan Asia, kebanyakan korban death cap juga berasal dari Asia. Seperti dalam kasus di atas, korbannya diyakini berasal dari Asia.
Sumber : detikfood
Tidak ada komentar:
Posting Komentar