Minggu, 20 November 2011 | 04:41
Ilustrasi |
di selatan Libya. Saif yang telah menjadi buronan sejak 22 Agustus lalu ditangkap tanpa dengan tembakan senjata.
Seperti dilansir Sky News, Minggu (20/11/2011) Saif ditangkap saat melakukan perjalanan bersama dua orang pembantunya di 30 mil sebelah barat kota Obari. Usai ditangkap, Saif kemudian diterbangkan ke Zintan.
"Saif ditahan bersama dengan dua pembantunya karena ia mencoba melarikan diri ke negara tetangga, Niger,"
kata komandan milisi Libya, Bashir al Tayeleb.
Saat ditangkap, Saif kedapatan sedang membawa uang sekian ribu dolar.
Setelah memastikan Saif ditangkap hidup-hidup, Dewan Transisi Nasional mengatakan bahwa Saif akan segera dibawa ke Tripoli dalam beberapa hari mendatang.
Dalam foto yang beredar, tampak tangan Saif diperban karena luka. Luka di tangan tersebut dilaporkan akibat serangan NATO bulan lalu.
Saif al Islam (39) adalah anak bungsu dari Muammar Khadafi. Pria yang sempat mengenyam pendidikan di Inggris ini ditangkap untuk mempertanggungjawabkan tuduhan yang diarahkan kepadanya sebagai pelaku pelanggaran kejahatan terhadap kemanusiaan.
NATO: Saif al Islam Harus Diadili dengan Adil
HALIFAX - Saif al-Islam, salah satu anak Moammar Khadafy, harus diadili dengan benar untuk menunjukkan keabsahan pemerintah baru di Libya. Demikian diungkapkan seorang jenderal Kanada yang memimpin misi NATO di Libya, Sabtu (19/11/2011).
"Saif adalah putera nomor satu (Khadafy) dan termasuk di antara orang yang paling terlibat dalam kekerasan terhadap rakyat," kata Letnan Jenderal Charles Bouchard, panglima misi militer NATO di Libya.
"Namun pemerintah baru di Libya harus menunjukkan legitimasinya dengan mengadili Saif secara adil," ujar Bouchard kepada wartawan di suatu pertemuan puncak soal pertahanan di Halifax, Kanada.
Sebelumnya tersiar kabar Saif al-Islam tertangkap. Sorang pejabat senior dari Dewan Transisi Nasional (TNC) membenarkan bahwa putera Khadafy itu ditangkap di bagian selatan Libia.
Khadafy sendiri tewas pada 20 Oktober ketika pasukan perlawanan menangkapnya di kampung halamannya di Sirte.
Pernyataan Bouchard itu muncul di tengah-tengah seruan kepada Libya untuk menyerahkan Saif dan bekerja sama dengan Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Saif dengan dakwaan kejahatan terjadap kemanusiaan.
"Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan oleh ICC, penguasa Libya punya kewajiban untuk bekerja sama dengan mahkamah itu," kata Fadi El-Abdallah, juru bicara ICC, Sabtu. "Namun jika penguasa Libya yakin bahwa peradilan di tingkat nasional merupakan solusi lebih baik, mereka dapat meminta kasus itu tidak disidangkan di Den Haag didasarkan pada prinsip komplementer mahkamah."
sumber : kompas, detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar