Milisi Bersenjata |
TRIPOLI, - Milisi bersenjata mengancam
keamanan dan stabilitas Libya, Amnesti Internasional memperingatkan,
seperti dilansir BBC, Kamis (16/2/2012). Kelompok hak asasi
manusia itu mengatakan sedikitinya 12 tawanan milisi tewas akibat penyiksaan.....
sejak September 2012. Laporan itu dirilis bersamaan dengan peringatan satu tahun pemberontakan yang berhasil menggulingkan Moammar Khadafy. Bulan lalu, PBB mengatakan saat ini terdapat sekitar 8.000 pendukung Khadafy yang ditawan oleh kelompok-kelompok militan Pemerintah sementara Libya menyatakan mereka berusaha menegaskan kewenangan. Namun media-media asing melaporkan upaya itu tidak menunjukkan hasil. Pemerintah gagal mengendalikan milisi-milisi itu.
sejak September 2012. Laporan itu dirilis bersamaan dengan peringatan satu tahun pemberontakan yang berhasil menggulingkan Moammar Khadafy. Bulan lalu, PBB mengatakan saat ini terdapat sekitar 8.000 pendukung Khadafy yang ditawan oleh kelompok-kelompok militan Pemerintah sementara Libya menyatakan mereka berusaha menegaskan kewenangan. Namun media-media asing melaporkan upaya itu tidak menunjukkan hasil. Pemerintah gagal mengendalikan milisi-milisi itu.
Tidak ada yang bertanggung jawab
Menurut Amnesti, beberapa kelompok bekas pemberontak melanggar hak asasi manusia dengan bebas tanpa pengawasan dari pemerintah.
Sebuah
laporan yang mengutip pengakuan para tawanan menyebut mereka ditarik,
dipukuli berjam-jam menggunakan cambuk, kabel, selang plastik, rantai
logam, dan tongkat, serta disetrum.
"Tidak ada pihak yang
bertanggung jawab terhadap milisi-milisi itu," ujar Donatella Rovera,
penasihat senior Amnesti Internasional, kepada kantor berita AP.
Di
sebuah rumah tahanan di Tripoli, para penyelidik menemukan sejumlah
tawanan yang disiksa dan para pemeriksa berusaha menyembunyikannya, kata
Amnesti. Laporan itu berdasarkan penelitian yang dilakukan di Libya
pada Januari hingga Februari 2012.
Kelompok itu mencatat bahwa
para pekerja dan pengungsi asing asal Afrika termasuk dalam para tawanan
yang disiksa. Kelompok anti-Khadafy menuduh orang-orang asing itu
menjadi "tentara bayaran" bagi Khadafy.
Para milisi juga
bertanggung jawab atas sejumlah bentrokan bersenjata yang menyebabkan
korban jiwa di Tripoli dan sejumlah kota lain dalam beberapa bulan
terakhir.
Pada Selasa (14/2/2012) lalu, ribuan petempur dari
wilayah barat negara itu berparade di Tripoli sambil memamerkan
senapan-senapan mesin dan peluncur roket serta menembakkan peluru ke
udara.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar