Rabu, 29 Agustus 2012 | 09:13 WIB
Barack Obama |
SAVANNAH, - Sekelompok tentara Amerika
Serikat (AS) membentuk sebuah milisi anarkis dan menghabiskan dana
87.000 dollar (Rp 829 juta) untuk persenjataan dalam rangka
menggulingkan pemerintah dan akhirnya membunuh Presiden Barack Obama.
Demikian menurut sebuah dakwaan pengadilan terhadap para tentara itu
seperti dilaporkan.....
Daily Telegraph, Selasa (28/8/2012).
Mereka dituduh telah membentuk sebuah kelompok yang disebut FEAR, singkatan dari Forever Enduring Always Ready, dan membeli sebidang tanah di Negara Bagian Washington. Dari tanah itulah nantinya mereka akan melancarkan serangan.
Mereka dikatakan sudah berencana untuk meledakkan sebuah bendungan dan meracuni ladang apel di Negara Bagian Washington, mengebom taman di Savannah, Georgia, menyerang kendaraan-kendaraan milik para karyawan Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan mengambil alih sebuah pusat kontrol amunisi di markas tentara yang luas di Fort Stewart, Georgia.
Para jaksa mengatakan, tujuan jangka panjang mereka adalah revolusi, menjatuhkan pemerintahan AS dan membunuh Presiden Barack Obama. Namun tidak diketahui kapan dugaan persekongkolan itu akan terjadi.
Rincian tentang milisi tersebut terungkap dalam proses pengadilan sipil di Georgia di mana tiga tentara telah dituduh melakukan pembunuhan. Prajurit Isaac Aguigui, yang diidentifikasi sebagai pendiri dan pemimpin FEAR, Sersan Anthony Peden, dan Prajurit Christopher Salmon, didakwa atas kematian seorang mantan tentara, Michael Roark (19 tahun), dan pacarnya Tiffany York (17 tahun). Kedua korban diduga dibunuh di hutan di Georgia Desember lalu, demi menjaga rahasia keberadaan milisi tersebut.
Terdakwa keempat dalam kasus itu, Prajurit Michael Burnett (26 tahun), mengakui dua tuduhan pembunuhan pada hari Senin. Dia bersikap kooperatif dengan para jaksa dalam sebuah kesepakatan yang akan memungkinkan dia terhindar dari hukuman mati.
Burnett mengatakan kepada pengadilan bahwa Prajurit Aguigui memperkenalkannya pada "naskah", yang merupakan "sebuah buku tentang patriot sejati", dan bahwa milisi itu bertujuan "untuk membawa pemerintahan kembali ke rakyat".
Para jaksa mengatakan, para anggota milisi itu mengenakan tato anarkis dan tidak diketahui berapa banyak jumlah anggotanya. Dakwaan pengadilan menyebutkan, Aguigui mendanai kelompok itu dengan menggunakan dana sebesar 500.000 dollar yang merupakan uang hasil klaim asuransi yang ia terima setelah kematian istrinya yang sedang hamil tahun lalu. Dia dikatakan telah merekrut para anggota di kalangan tentara AS.
Jaksa Isabel Pauley mengatakan, milisi itu "berpengetahuan, punya sarana dan motif untuk melaksanakan rencana mereka".
Mereka dituduh telah membentuk sebuah kelompok yang disebut FEAR, singkatan dari Forever Enduring Always Ready, dan membeli sebidang tanah di Negara Bagian Washington. Dari tanah itulah nantinya mereka akan melancarkan serangan.
Mereka dikatakan sudah berencana untuk meledakkan sebuah bendungan dan meracuni ladang apel di Negara Bagian Washington, mengebom taman di Savannah, Georgia, menyerang kendaraan-kendaraan milik para karyawan Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan mengambil alih sebuah pusat kontrol amunisi di markas tentara yang luas di Fort Stewart, Georgia.
Para jaksa mengatakan, tujuan jangka panjang mereka adalah revolusi, menjatuhkan pemerintahan AS dan membunuh Presiden Barack Obama. Namun tidak diketahui kapan dugaan persekongkolan itu akan terjadi.
Rincian tentang milisi tersebut terungkap dalam proses pengadilan sipil di Georgia di mana tiga tentara telah dituduh melakukan pembunuhan. Prajurit Isaac Aguigui, yang diidentifikasi sebagai pendiri dan pemimpin FEAR, Sersan Anthony Peden, dan Prajurit Christopher Salmon, didakwa atas kematian seorang mantan tentara, Michael Roark (19 tahun), dan pacarnya Tiffany York (17 tahun). Kedua korban diduga dibunuh di hutan di Georgia Desember lalu, demi menjaga rahasia keberadaan milisi tersebut.
Terdakwa keempat dalam kasus itu, Prajurit Michael Burnett (26 tahun), mengakui dua tuduhan pembunuhan pada hari Senin. Dia bersikap kooperatif dengan para jaksa dalam sebuah kesepakatan yang akan memungkinkan dia terhindar dari hukuman mati.
Burnett mengatakan kepada pengadilan bahwa Prajurit Aguigui memperkenalkannya pada "naskah", yang merupakan "sebuah buku tentang patriot sejati", dan bahwa milisi itu bertujuan "untuk membawa pemerintahan kembali ke rakyat".
Para jaksa mengatakan, para anggota milisi itu mengenakan tato anarkis dan tidak diketahui berapa banyak jumlah anggotanya. Dakwaan pengadilan menyebutkan, Aguigui mendanai kelompok itu dengan menggunakan dana sebesar 500.000 dollar yang merupakan uang hasil klaim asuransi yang ia terima setelah kematian istrinya yang sedang hamil tahun lalu. Dia dikatakan telah merekrut para anggota di kalangan tentara AS.
Jaksa Isabel Pauley mengatakan, milisi itu "berpengetahuan, punya sarana dan motif untuk melaksanakan rencana mereka".
Sumber: KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar