Rehabilitasi pengungsi Haiti pasca gempa |
NEW YORK- PBB secara
resmi menolak kompensasi untuk para korban wabah kolera di Haiti, yang
menurut para ahli bersumber dari sebuah pos pasukan PBB di negara itu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, sudah menelepon Presiden Haiti, Michel Martelly, untuk memberi tahu keputusan tersebut. Juru
bicara.....
Sekjen PBB, Martin Nesirky, menyatakan bahwa PBB memiliki
kekebalan dari tuntutan hukum, seperti yang dijamin oleh Konvensi PBB.
"Dan
Sekjen PBB kembali mengungkapkan simpati yang mendalam atas
penderitaan berat yang disebabkan oleh wabah kolera," tambahnya.
PBB tidak pernah menerima tanggung jawab atas
wabah pada akhir tahun 2010 yang menyebabkan sekitar 600.000 orang
terinfeksi.
Lembaga itu juga mengajukan
alasan bahwa tidak mungkin untuk menunjuk sumber yang pasti dari
penyakit itu walaupun bukti-bukti merujuk wabah disebabkan buruknya
sanitasi di sebuah perkemahan yang menampung pasukan penjaga perdamaian
internasional asal Nepal.
Dibawa ke Pengadilan
Bagaimanapun seorang pengacara korban mengatakan kepada BBC
bahwa kekebalan PBB tidak berarti pengecualian dari tuntuan hukum dan
kasus tersebut bisa dibawa ke pengadilan nasional.
Brian
Concannon mengatakan tim pengacara akan menantang hak kekebalan PBB di
pengadilan Haiti dengan alasan tidak ada mekanisme alternatif dalam
hal pertanggung jawaban, seperti yang ditetapkan dalam kesepakatan
dengan pemerintah Haiti.
''Kasus kami adalah
tentang kebijakan pipa pembuangan yang terkontaminasi di saluran air
Haiti yang menyebabkan ribuan kematian," tuturnya.
Dia menambahkan pencabutan atas kekebalan hukum tidak akan
mengubah kebijakan PBB, yang dilindungi oleh konvensi, namun mengubah
praktek di lapangan seperti uji kesehatan atas pasukan maupun membangun
sistem pembuangan yang tepat.
Bulan
Desember 2012, PBB sudah meluncurkan seruan untuk pengumpulan dana
sebesar £1,3 miliar bagi para korban wabah kolera Haiti, yang dianggap
sebagai salah satu wabah kolera terburuk dunia.
Kolera tersebar melalui kotoran manusia dan jika sudah mencemari pasokan air menjadi amat sulit untuk dihentikan.
Sumber : KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar