Demonstran di Bamako |
BAMAKO,- Ribuan demonstran menyerbu kantor
Presiden sementara Mali Dioncounda Traore dan menyerangnya di Bamako,
Senin (21/5/2012). Traore dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam
keadaan pingsan. Dioncounda Traore dirawat.....
di Rumah Sakit Point G
karena luka di kepala, kata Sekou Yattara, mahasiswa kedokteran di
rumah sakit itu.
Menurut wakil ketua partai pimpinan Traore, Iba N'Diaye, kondisi Traore membaik. "Dia terluka parah, tetapi dari informasi yang saya terima kondisinya baik-baik saja. (Serangan) itu upaya untuk mengancam jiwanya," kata N'Diaye.
Ribuan pengunjuk rasa itu berkumpul di istana kepresidenan di Bamako pada Senin pagi. Mereka marah karena ada kesepakatan di antara para pemimpin negara-negara Afrika yang memperpanjang masa jabatan Traore.
Mereka datang sambil membawa tongkat dan kayu dan memukuli foto-foto Traore. Yang lain merobek fotokopi gambar-gambar presiden sementara itu. Sementara itu kelompok lainnya membawa boneka yang dibungkus kain dan diletakkan di atas dua kayu untuk menggambarkan jenazah Traore.
BBC melaporkan, tentara membiarkan para demonstran itu masuk kantor Traore, yang berdampingan dengan istana presiden.
Sementara itu menurut AP, para demonstran berhasil masuk ke istana setelah para tentara yang bertugas di gerbang kompleks itu melambaikan tangan kepada para demonstran.
"Mereka memukulinya dan merobek-robek pakaiannya," kata juru bicara militer, Bakary Mariko, kepada Reuters.
Menurut Rokia Diabate, wartawan harian lokal Le Pretoire, tentara-tentara itu juga yang menunjukkan ruang kerja Traore. Karena itulah pengunjuk rasa bisa menyerbu kantor itu.
"Saya melihat ada ceceran darah di lorong.... Saya lihat salah satu sepatunya dibawa para demonstran dan seorang demonstran memamerkan dasi yang penuh darah, dan katanya itu dasi Dioncounda Traore," kata Diabate.
Diabate mengatakan, akhirnya perdana menteri untuk pemerintahan sementara itu keluar dan meminta para demonstran memberi jalan agar ambulans bisa masuk dan membawa Traore ke rumah sakit.
Menurut BBC, para demonstran itu merupakan pendukung kudeta Maret lalu. Mereka kesal karena masa jabatan Traore diperpanjang hingga satu tahun.
Seharusnya, mandat untuk Traore berakhir pada Senin (21/5/2012), tetapi mandat itu diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pemimpin negara Afrika Barat dengan pemimpin kudeta Kapten Amadou Sanogo.
Kedua pihak sepakat untuk memberi kesempatan Traore memimpin Mali untuk menyiapkan pemilu dan menumpas pemberontakan di utara.
Tak hanya itu, kesepakatan tersebut juga mengakui Kapten Sanogo sebagai mantan presiden dan memberinya gaji tetap serta sebuah rumah.
Meski demikian, Kapten Sanogo tak mengeluarkan pernyataan apa pun dan tidak memerintahkan pendukungnya untuk menghentikan unjuk rasa.
Menurut wakil ketua partai pimpinan Traore, Iba N'Diaye, kondisi Traore membaik. "Dia terluka parah, tetapi dari informasi yang saya terima kondisinya baik-baik saja. (Serangan) itu upaya untuk mengancam jiwanya," kata N'Diaye.
Ribuan pengunjuk rasa itu berkumpul di istana kepresidenan di Bamako pada Senin pagi. Mereka marah karena ada kesepakatan di antara para pemimpin negara-negara Afrika yang memperpanjang masa jabatan Traore.
Mereka datang sambil membawa tongkat dan kayu dan memukuli foto-foto Traore. Yang lain merobek fotokopi gambar-gambar presiden sementara itu. Sementara itu kelompok lainnya membawa boneka yang dibungkus kain dan diletakkan di atas dua kayu untuk menggambarkan jenazah Traore.
BBC melaporkan, tentara membiarkan para demonstran itu masuk kantor Traore, yang berdampingan dengan istana presiden.
Sementara itu menurut AP, para demonstran berhasil masuk ke istana setelah para tentara yang bertugas di gerbang kompleks itu melambaikan tangan kepada para demonstran.
"Mereka memukulinya dan merobek-robek pakaiannya," kata juru bicara militer, Bakary Mariko, kepada Reuters.
Menurut Rokia Diabate, wartawan harian lokal Le Pretoire, tentara-tentara itu juga yang menunjukkan ruang kerja Traore. Karena itulah pengunjuk rasa bisa menyerbu kantor itu.
"Saya melihat ada ceceran darah di lorong.... Saya lihat salah satu sepatunya dibawa para demonstran dan seorang demonstran memamerkan dasi yang penuh darah, dan katanya itu dasi Dioncounda Traore," kata Diabate.
Diabate mengatakan, akhirnya perdana menteri untuk pemerintahan sementara itu keluar dan meminta para demonstran memberi jalan agar ambulans bisa masuk dan membawa Traore ke rumah sakit.
Menurut BBC, para demonstran itu merupakan pendukung kudeta Maret lalu. Mereka kesal karena masa jabatan Traore diperpanjang hingga satu tahun.
Seharusnya, mandat untuk Traore berakhir pada Senin (21/5/2012), tetapi mandat itu diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pemimpin negara Afrika Barat dengan pemimpin kudeta Kapten Amadou Sanogo.
Kedua pihak sepakat untuk memberi kesempatan Traore memimpin Mali untuk menyiapkan pemilu dan menumpas pemberontakan di utara.
Tak hanya itu, kesepakatan tersebut juga mengakui Kapten Sanogo sebagai mantan presiden dan memberinya gaji tetap serta sebuah rumah.
Meski demikian, Kapten Sanogo tak mengeluarkan pernyataan apa pun dan tidak memerintahkan pendukungnya untuk menghentikan unjuk rasa.
Sumber : KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar