John Young dalam misi Apollo 16. |
WASHINGTON DC, - Sejumlah bekas pejabat
Badan Angkasa Luar AS (NASA) mendirikan sebuah perusahaan swasta yang
bertujuan untuk mengirimkan manusia ke Bulan, tentu saja jika mereka
mampu membayar ongkosnya. Perusahaan yang diberi nama Golden
Spike itu menawarkan perjalanan ke Bulan.....
untuk dua orang. Peminat bisa
saja orang biasa, perwakilan negara atau peneliti. Tujuan pergi ke Bulan
bisa hanya sekadar jalan-jalan, penelitian atau kebanggaan nasional.
Sayangnya,
biaya jalan-jalan ke Bulan tidaklah murah. Peminat harus merogoh
koceknya hingga 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun. Meski
ongkos jalan-jalan ini sangat mahal, Golden Spike optimistis bisa
melakukan 20 kali peluncuran ke bulan sebelum 2020.
Terakhir
kali NASA mengirimkan manusia ke bulan adalah 40 tahun lalu. Setelah AS
memenangkan apa yang disebut "space race" dengan Uni Soviet, nampaknya
minat untuk kembali ke Bulan mulai meredup.
Bahkan, Presiden
Barack Obama membatalkan rencana NASA untuk kembali ke Bulan. Obama
mengatakan AS sudah pernah ke Bulan dan misi itu sudah selesai.
Namun,
Golden Spike telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara yang
tertarik dengan ide kembali ke Bulan ini. Demikian Presiden Golden
Spike, yang juga mantan pejabat NASA, Alan Stern.
"Bayangkan jika
negara seperti Afrika Selatan, Korea Selatan atau Jepang menjadi klien
kami. Ini bukan tentang siapa yang pertama namun ini tentang kebanggaan
negara," kata Stern.
"Kami seperti meneruskan apa yang dilakukan NASA pada 1960-an. Kami akan membuatnya menjadi komoditi pada 2020," lanjut Stern.
Golden
Spike, kata Stern, akan membeli roket dan kapsul yang sudah ada.
Perusahaan ini juga akan mengembangkan pakaian angkasa luar dan pendarat
bulan.
Golden Spike diperkuat para veteran misi angkasa luar dan
salah satu direkturnya adalah mantan direktur misi penerbangan di zaman
Apollo, Gerry Griffin yang pernah memimpin Pusat Angkasa Johnson.
Sementara
para penasihan perusahaan itu antara lain salah satu calon kandidat
presiden Partai Republik Newt Gingrich, mantan dubes AS untuk PBB Bill
Richardson dan insinyur Homer Hickam.
Sumber : KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar